Senin, 13 September 2021

PERENCANAAN UNIT KERJA REKAM MEDIS (PENGAWASAN)

 PERENCANAAN UNIT KERJA REKAM MEDIS (PENGAWASAN)

MAKALAH

 

 UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Perencanaan Unit Kerja Rekam Medis

Yang diampu oleh Ibu Fita Rusdian Ikawati,SE,MM

 

 

 

 

 

 



 

 Disusun Oleh :

 

 

Christina Dila Amiranda

205006

Denny Dharma Putra

205051

Novia Rizka Amalia

205023

Tiara Nuraida Rismi

205077

Putri Fitri Asari

205025

Sitnaisyah Sumarto

2050**

Syarifah Aini

205034

Anisa Endah

205085

Afra Timura Indah Rista

205042

Fiqih Al Badru

205118

 

 

 

 

 

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN PRODI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
SEPTEMBER 2021



KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang. Yang telah memberikan kami rahmat dan hidayahnya berupa petunjuknya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Perencanaan Unit Kerja Rekam Medis mengenai makalah ilmiah tentang “Pengawasan”. Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu semua kami menyadari bahwasannya masih banyak kekurangan yang ada dalam makalah ini. Baik dari susunan kalimat atau bahasanya. Oleh karena itu kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun agar nanti untuk kedepannya bisa memperbaiki makalah ini dengan baik.

Akhir kata semoga tugas mata kuliah manajemen rekam medis mengenai makalah tentang “Perencanaan Unit Kerja Rekam Medis - Pengawasan” ini bisa bermanfaat dan bisa menginspirasi bagi para pembacanya.

 

 

     Malang, September 2021

 

 

Penulis


ABSTRAK

Perencanaan dan pengawasan adalah 2 fungsi manajemen yang terpisah namun keduanya saling terkait. Perencanaan adalah suatu proses penentuan tentang berbagai tindakan yang akan dilakukan di kemudian hari guna mencapai atau merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan pengawasan adalah suatu proses membandingkan antara hasil yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya untuk menemukan penyimpangan yang terjadi kemudian dilakukan langkah perbaikan yang dibutuhkan. Pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standart kinerja dengan sasaran perencanaan, mendesain sistem umpan balik informasi, membandingkan kinerja actual dengan standar yang telah ditetapkan, menentukan apakah terdapat penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan tersebut, dan mengambil tindakan perbaikan.


 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................  i

KATA PENGANTAR ..............................................................................................  ii

ABSTRAK ................................................................................................................  iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................  iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang ........................................................................................  1

1.2  Rumusan Masalah ...................................................................................  2

1.3  Tujuan .....................................................................................................  2

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Perencanaan Unit Kerja Rekam Medis ...................................................  3

2.2 Perencanaan Unit Kerja Rekam Medis Bagian Pengawasan ..................  4  

2.3 Penerapan Perencanaan Unit Kerja Rekam Medis .................................  5

2.4 Penerapan Perencanaan Unit Kerja Rekam Medis Bagian Pengawasan . 6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .............................................................................................  9

3.2 Saran .......................................................................................................  10

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................  11


BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1    LATAR BELAKANG

Rekam medis merupakan berkas yang berisikan tentang identitas dan pelayanan yang telah diberikan kepada pasien. Unit Rekam Medis dan Informasi Kesehatan dalam fasilitas pelayanan kesehatan bertanggung jawab dalam membuat dan memelihara rekam medis pasien. Oleh karena itu diperlukan manajemen yang baik untuk mengelola unit rekam medis di fasilitas pelayanan kesehatan. Manajemen Pelayanan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan merupakan kegiatan menjaga, memelihara dan melayani rekam medis baik secara manual maupun elektronik sampai menyajikan informasi kesehatan di rumah sakit,  praktik dokter, klinik, asuransi kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan dan lainnya yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan menjaga rekaman (Permenkes No.55 tahun 2013).

Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang penting dalam  pembangunan kesehatan di indonesia. Tujuan diselenggarakan pembangunan kesehatan adalah agar tercapainya derajat kesehatatan masyarakat yang optimal. Kesehatan merupakan kebutuhan individu yang harus dipenuhi karena sehat mendapat meningkatkan produktifitas seseorang. Sistem pelaporan merupakan upaya pemerintah dalam mengumpulkan, mengelola dan menyajikan data rumah sakit dan puskesmas yang ada di daerahnya, baik dalam bentuk laporan ke dinas kesehatan provinsi maupun dalam bentuk pemetaan data sebagai dasar pengambilan keputusan dalam memantau kesehatan masyarakat. Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa permasalahan pada sistem manajemen pelaporan yang diterapkan saat ini yaitu antara lain teknis pengumpulan data penyelenggaraan seluruh rumah sakit dan puskesmas yang tersebar di seluruh Indonesia, mengingat jumlah rumah sakit dan puskesmas yang sangat banyak serta lokasinya yang tersebar di seluruh Indonesia.


1.2    RUMUSAN MASALAH

1.2.1        Apa Pengertian Perencanaan Unit Kerja Rekam Medis?

1.2.2        Apa Pengertian Perencanaan Unit Kerja Rekam Medis khususnya bagian Pengawasan?

1.2.3        Bagaimana Penerapan Unit Kerja Rekam Medis?

1.2.4        Bagaimana Penerapan Unit Kerja Rekam Medis khususnya bagian Pengawasan?


1.3    TUJUAN

1.3.1        Mengetahui dan memahami Perencanaan Unit Kerja Rekam Medis.

1.3.2        Mengetahui dan memahami Perencanaan Unit Kerja Rekam Medis khusunya bagian Pengawasan.

1.3.3        Mengetahui dan memahami Penerapan Unit Kerja Rekam Medis.

1.3.4        Mengetahui dan memahami Penerapan Unit Kerja Rekam Medis khusunya bagian Pengawasan.


KAJIAN PUSTAKA
2.1 PERENCANAAN UNIT REKAM MEDIS

Sebelum kita mengetahui tentang Perencanaan Unit Kerja Rekam Medis, baiknya kita mengetahui pengertian dari masing-masing sub. Perencanaan Unit Kerja Rekam Medis terdiri dari dua pengertian yaitu: Pengertian dan Penerapan.

Manajemen Menurut John R Schermerhorn Jr dalam bukunya Management, manajemen adalah proses yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian terhadap penggunaan sumber daya yang dimiliki, baik manusiadan material untuk mencapai tujuan (Nursam:2017). Perencanaan adalah sebuah proses dalam menentukan tujuan organisasi dan juga menyajikannya secara lebih jelas dengan berbagai strategi, taktik, dan operasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan utama organisasi secara keseluruhan. Menurut undang-undang Republik Indonesia No 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, pengertian Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,rawat jalan, dan gawat darurat. Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuan yang beragam, berinteraksi satu dengan yang lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang berkembang sangat pesat yang perlu diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka pemberian pelayananan yang bermutu standar, membuat semakin kompleknya permasalahan rumah sakit.

Menurut Hasibuan, 2009 Dalam menentukan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia untuk mengisi jabatan di unit kerja rekam medis diperlukan perencanaan sumber daya Perencanaan sumber daya adalah merencanakan tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan serta efektif dan efisien dalam membantu terwujudnya tujuan.

Menurut buku bahan ajar Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Edisi Tahun 2018 adalah Unit rekam medis dan informasi kesehatan merupakan sebuah organisasi di fasilitas pelayanan kesehatan. Organisasi adalah berkumpulnya dua orang atau lebih yang satu sama lain saling berhubungan, bekerjasama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan organisasi yang telah disepakati dan ditetapkan oleh pimpinan. Manajemen pelayanan rekam medis dan informasi kesehatan berupa kegiatan menjaga, memelihara dan melayani rekam medis, menyajikan informasi kesehatan di Fasilitas kesehatan serta menjaga rekaman (Permenkes, 2013)

Rumah sakit sebagai pusat layanan kesehatan harus dapat memberikan pelayanan yang baik serta harus meminimalkan setiap kesalahan, baik layanan administrasi maupun layanan medisnya. Rekam medik sangat penting selain untuk diagnosis, pengobatan juga untuk evaluasi pelayanan kesehatan, peningkatan efisiensi kerja melalui penurunan mortilitas serta perawatan penderita yang lebih sempurna. Rekam medik harus berisi informasi lengkap perihal proses pelayanan medis di masa lalu, masa kini dan perkiraan terjadi di masa yang akan datang. Sistem rekam medis yang ada saat ini memerlukan buku dan alat tulis yang dilakukan secara manual sehingga kurang optimal dan membutuhkan waktu yang relatif lama dalam penanganan pasiennya.

2.2 PERENCANAAN UNIT REKAM MEDIS BAGIAN PENGAWASAN

Pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standart kinerja dengan sasaran perencanaan, mendesain sistem umpan balik informasi, membandingkan kinerja actual dengan standar yang telah ditetapkan, menentukan apakah terdapat penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan tersebut, dan mengambil tindakan perbaikan (Volume VII Nomor 3, Agustus 2017)

Menurut G. R. Terry dalam Sukama (2001) dijelaskan bahwa pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi. Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan. Suatu Pengawasan dikatakan penting karena Tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan


yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya.

Indikator mutu rekam medis termasuk dalam salah satu standar penilaian akreditasi rumah sakit. Unit rekam medis merupakan salah satu unit yang vital dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Unit rekam medis tidak hanya melakukan pengolahan rekam medis saja melainkan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan adalah 4 hal penting yang harus selalu diperhatikan di dalam manajemen pelayanan rekam medis. Pengawasan adalah proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya (Sondang, 2006).

Perencanaan bermanfaat agar semua kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan menjadi lebih pasti, sehingga kegiatan menjadi lebih terarah. Tanpa kegiatan yang jelas dan terarah maka sulit mencapai tujuan yang dtitetapkan dalam rencana. Dengan demikian, pemborosan waktu dan sumber daya dapat dihindari sekecil mungkin karena rencana telah dapat digunakan oleh tiap-tiap manajer guna mengambil keputusan operasional sehari-hari.

2.3 PENERAPAN PERENCANAAN UNIT REKAM MEDIS

Menurut Sanggamele (dalam Jurnal KESMAS. 07(04). 2018) Pengelolaan Rekam Medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya mencapai tujuan rumah sakit, yaitu peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Menurut Menurut WHO (2006) (dalam Sanggamele Jurnal KESMAS. 07(04).  2018),  rekam  medis  merupakan  bagian  yang  penting untuk pasien, sekarang dan masa yang akan datang dalam pelayanan kesehatan. Selain itu rekam medis juga digunakan dalam


pengelolaan dan perencanaan fasilitas dan layanan dari pelayanan kesehatan, penelitian medis, dan membuat statistik pelayanan kesehatan.

Menurut (Siregar, 2004) (dalam Sanggamele Jurnal KESMAS. 07(04). 2018) pengelolaan rekam medis untuk menunjang  mutu  pelayanan  bagi  rumah sakit,  pengelolaan  rekam  medis  harus efektif dan efisien. Rekam medis itu harus secara akurat di dokumentasikan, segera tersedia, dapat digunakan, mudah di telusuri kembali (retrieving), dan lengkap informasi.

Menurut (dalam Sanggamele Jurnal KESMAS. 07(04). 2018) pelaksanaan pengelolaan rekam medis, perlu didukung dengan adanya pelatihan dikarenakan pelatihan  rekam medis penting untuk petugas  rekam medis guna menambah wawasan dan kinerja petugas.

Dengan adanya perencanaan maka akan memberikan sesuatu kepastian yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang. Salah satu tujuan perencanaan adalah melihat bahwa program-program dan penemuan-penemuan sekarang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan-tujuan pada waktu yang akan datang, yaitu meningkatkan pembuatan keputusan yang lebih baik.

2.4 PENERAPAN PERENCANAAN UNIT KERJA REKAM MEDIS 

      BAGIAN PENGAWASAN

Menurut (Sudra, 2014) Sistem rekam medis yaitu tata cara pengumpulan data rekam medis, penyimpanana, pengelolaan, dan penyampaian laporan informasi hasil pelayanan pasien yang digunakan untuk berbagai keperluan pelayanan klinis, kesehatan masyarakat dan manajemen.  Sedangkan  sistem  pelayanan  rekam medis merupakan  suatu sistem yang  mengorganisasikan  formulir,  catatan  dan  laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi


yang  dibutuhkan  manajemen  klinis  dan  administrasi  guna  memudahkan pengelolaan dalam melayani pasien yang memandang sebagai manusia seutuhnya, sehingga semua hasil pelayanan kepada pasien dapat dinilai  dan dilihat pada formulir-formulir dalam rekam  medis (Amelia.2019).

Menurut Yunika Murdayanti perencanaan merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang akan dilakukan di masa mendatang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Perencanaan dan pengawasan adalah 2 fungsi manajemen yang terpisah namun keduanya saling terkait. Perencanaan adalah suatu proses penentuan tentang berbagai tindakan yang akan dilakukan di kemudian hari guna mencapai atau merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan pengawasan adalah suatu proses membandingkan antara hasil yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya untuk menemukan penyimpangan yang terjadi kemudian dilakukan langkah perbaikan yang dibutuhkan. Oleh karena itu, perencanaan dan pengawasan adalah fungsi yang tidak terpisahkan karena pengawasan dibutuhkan untuk mengurangi penyimpangan antara rencana dan 3 realisasi dan pengawasan harus bisa dilakukan secara utuh agar rencana tetap sesuai dengan tujuannya.

Tujuan dan Manfaat Perencanaan Menurut Malayu S.P Hasibuan mengemukakan bahwa tujuan dari perencanaan antara lain adalah:

1.      Perencanaan bertujuan untuk menentukan tujuan, kebijakan, prosedur, dan program serta memberikan pedoman cara-cara pelaksanaan yang efektif dalam mencapai tujuan.

2.      Perencanaan bertujuan untuk menjadikan tindakan ekonomis, karena semua potensi yang dimiliki terarah dengan baik kepada tujuan.

3.      Perencanaan adalah satu usaha untuk memperkecil resiko yang dihadapi pada masa yang akan datang.

4.      Perencanaan menyebabkan kegiatan-kegiatan dilakukan secara teratur dan bertujuan.

5.      Perencanaan memberikan gambaran yang jelas dan lengkap tentang seluruh pekerjaan.

6.      Perencanaan membantu penggunaan suatu alat pengukuran hasil kerja.

7.      Perencanaan menjadi suatu landasan untuk pengendalian.

8.      Perencanaan merupakan usaha untuk menghindari mismanagement dalam penempatan karyawan.

9.      Perencanaan membantu peningkatan daya guna dan hasil guna organisasi.

Menurut Agustin Rintasari Simarmata Perencanaan bermanfaat agar semua kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan menjadi lebih pasti, sehingga kegiatan menjadi lebih terarah. Tanpa kegiatan yang jelas dan terarah maka sulit mencapai tujuan yang dtitetapkan dalam rencana. Dengan demikian, pemborosan waktu dan sumber daya dapat dihindari sekecil mungkin karena rencana telah dapat digunakan oleh tiap-tiap manajer guna mengambil keputusan operasional sehari-hari


BAB III

PENUTUP

 

3.1 KESIMPULAN

                   Unit kerja rekam medis diperlukan perencanaan sumber daya Perencanaan sumber daya adalah merencanakan tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan serta efektif dan efisien dalam membantu terwujudnya tujuan. Manajemen pelayanan rekam medis dan informasi kesehatan berupa kegiatan menjaga, memelihara dan melayani rekam medis, menyajikan informasi kesehatan di Fasilitas kesehatan serta menjaga rekaman.

Pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standart kinerja dengan sasaran perencanaan, mendesain sistem umpan balik informasi, membandingkan kinerja actual dengan standar yang telah ditetapkan, menentukan apakah terdapat penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan tersebut, dan mengambil tindakan perbaikan.

Pelaksanaan pengelolaan rekam medis, perlu didukung dengan adanya pelatihan dikarenakan pelatihan  rekam medis penting untuk petugas  rekam medis guna menambah wawasan dan kinerja petugas. Salah satu tujuan perencanaan adalah melihat bahwa program-program dan penemuan-penemuan sekarang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan-tujuan pada waktu yang akan datang, yaitu meningkatkan pembuatan keputusan yang lebih baik.

Perencanaan dan pengawasan adalah 2 fungsi manajemen yang terpisah namun keduanya saling terkait. Perencanaan adalah suatu proses penentuan tentang berbagai tindakan yang akan dilakukan di kemudian hari guna mencapai atau merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan pengawasan adalah suatu proses membandingkan antara hasil yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya untuk menemukan penyimpangan yang terjadi kemudian dilakukan langkah perbaikan yang dibutuhkan.

 

3.2 SARAN

Dari penjelasan makalah diatas pemakalah berharap agar pembaca bisa memahami dan mengetahui yang nantinya bisa dijadikan sebagai pedoman atau acuan dalam pembelajaran dan juga bisa diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar serta dalam kehidupan bermasyarakat. Dan semoga para pembaca juga bisa menerima inovasi-inovasi baru dengan tangan terbuka.


DAFTAR PUSTAKA

Asmara, Rini. 2016. Sistem Informasi Pengolahan Data Penanggulangan Bencana Pada Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Padang Pariaman. Jurnal J-Click, 03(02).

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Manajemen Informasi Kesehatan II: Sistem dan Subsistem Pelayanan RMIK. Jakarta:Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Melani, Amelia Dwi. 2018. Tinjauan Pelaksanaan Sistem Dan Subsistem Rekam Medis Di Klinik Pratama Hidayah Baki. Surakarta:Universitas Duta Bangsa.

Sanggamele, Cinkwancu. Dkk. 2018. Analisis Pengelolaan Rekam Medis Di Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih Manado. Jurnal KESMAS, 07(04). Manajemen Pengawasan (Controling) berdasarkan standard operating procedure (SOP) unit rekam medis pada tempat pendaftaran pasien (TPP) di RSIMuhammadiyah Ponorogo Volume VII Nomor 3, Agustus 2017

Nursam, Nasrullah. 2017. Manajemen Kinerja. Journal Of Islamic Education Management, 02(02).

Selasa, 09 Maret 2021

SISTEM dan SUBSISTEM PENGELOLAAN REKAM MEDIS (ASSEMBLING dan CODING)

 Link untuk PPT Sistem dan Subsistem Pengelolaan Rekam Medis (Assembling dan Coding) sebagai berikut :

https://drive.google.com/file/d/1lXI49bQLjmd3yd__XYPFZu8x1WXjEOWi/view?usp=sharing

SISTEM DAN SUB SISTEM PENGELOLAAN REKAM MEDIS (ASEMBLING DAN CODING)

 

SISTEM DAN SUB SISTEM PENGELOLAAN REKAM MEDIS (ASEMBLING DAN CODING)

MAKALAH

 

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Manajemen Rekam Medis

Yang diampu oleh Ibu Fita Rusdian Ikawati,SE,MM

 

 

 

                                              


 

 

 

Disusun Oleh :

Afra Timura Indah Rista        205042            Nurul Izzah Ningsih                205063

Amanda Monica Silvia           205045            Putri Nur Alifah                      205066

Bela Vilana Indra Jayanti       205048            Rifky Armadiansyah               205070

Denny Dharma Putra              205051            Siti Natul Rohmah                  205073

Duwi Kartika Ambarwati       205054            Tiara Nuraida Rismi                205077

Fella Defara At-Thaqi             205057            Adesty Rilly Tristiarneta         205080

                       

 

 

          

 

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN

PRODI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

FEBRUARI 2021


KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang. Yang telah memberikan kami rahmat dan hidayahnya berupa petunjuknya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah manajemen rekam medis mengenai makalah ilmiah tentang Sistem Dan Subsistem Pengelolaan Rekam Medis (Asembling dan Coding). Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

            Terlepas dari itu semua kami menyadari bahwasannya masih banyak kekurangan yang ada dalam makalah ini. Baik dari susunan kalimat atau bahasanya. Oleh karena itu kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun agar nanti untuk kedepannya bisa memperbaiki makalah ini dengan baik.

            Akhir kata semoga tugas mata kuliah manajemen rekam medis mengenai makalah tentang Sistem Dan Subsistem Pengelolaan Rekam Medis (Asembling dan Coding) ini bisa bermanfaat dan bisa menginspirasi bagi para pembacanya.

 

Malang, Februari  2021

  

                                            

                                            Penulis

 

 

 

 

 


ABSTRAK

Mutu pelayanan sebuah rumah sakit merupakan cerminan dari semua sistem yang sudah berjalan di dalamnya. Kesehatan yang optimal dapat tercapai. Pelayanan yang bermutu bukan hanya pada pelayanan medis saja, tetapi juga pada penyelenggaraan rekam medis yang menjadi salah satu indikator mutu pelayanan rumah sakit. Sistem dan Subsistem Pengelolaan Rekam Medis terdiri dari tiga pengertian yaitu: Sistem, Subsistem, Pengelolaan Rekam Medis. dalah  sebagai berikut  :  Sekelompok  dua  atau lebih  komponen-komponen  yang saling  berkaitan  (subsistem subsistem  yang  bersatu  untuk mencapai tujuan yang sama). Subsistem upaya kesehatan yang terpadu, berkesimbungan, paripurna, dan berkualitas, meliputi upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan, pemulihan yang diselenggarakan guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................................  i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................  ii

ABSTRAK .....................................................................................................................  iii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................  iv

BAB I  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................  1

1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................  1

1.3 Tujuan ................................................................................................................  1

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Sistem dan Sub Sistem Pengelolaan Rekam Medis ..........................................  2

2.2 Assembling  .......................................................................................................  3

2.2 Coding  ..............................................................................................................  3

BAB III KAJIAN PUSTAKA

3.1 Sistem dan Sub Sistem Pengelolaan Rekam Medis Assembling dan Coding  ..  4

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ........................................................................................................  6

4.2 Saran ..................................................................................................................  6

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................  7



BAB I

PENDAHULUAN

1.1   LATAR BELAKANG

Pelayanan kesehatan menghadapi banyak tantangan termasuk peningkatan usia harapan hidup yang cenderung mengubah pola penyakit populasi, kebutuhan pemeliharaan sumber daya kesehatan, peningkatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) kedokteran dan pelayanan kesehatan yang berkembang secara pesat diiringi oleh minat konsumen dalam mengakses informasi melalui internet. Menghadapi semua tantangan ini, organisasi pelayanan kesehatan harus mampu mengoperasikan sistem pelayanannya secara efisien dan efektif.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Oleh sebab itu dalam upaya peningkatan pelayanan rumah sakit memerlukan suatu sistem manajemen yang baik, mulai dari proses perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan sehingga dapat menghasilkan mutu pelayanan yang optimal.

Mutu pelayanan sebuah rumah sakit merupakan cerminan dari semua sistem yang sudah berjalan di dalamnya. Selain itu, mutu pelayanan juga merupakan kesesuaian pelayanan kesehatan dengan standar profesi dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara baik, sehingga semua kebutuhan pelanggan dan tujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal dapat tercapai.

Pelayanan yang bermutu bukan hanya pada pelayanan medis saja, tetapi juga pada penyelenggaraan rekam medis yang menjadi salah satu indikator mutu pelayanan rumah sakit (Depkes, 2008). Unit rekam medis merupakan salah satu unit yang vital dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanggung jawab dari unit rekam medis dan staf medis yang bersangkutan meliputi pengelolaan isi rekam medis termasuk didalamnya kelengkapan isi, kebijakan penyimpanan, pemusnahan dan kerahasiaan, kepemilikan, pemanfaatan dan pengorganisasian.

Rekam medis mempunyai peranan yang sangat penting untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Kegunaan utama rekam medis sebagai bukti perjalanan penyakit pasien dan pengobatan yang telah diberikan, alat komunikasi diantara para tenaga kesehatan yang memberikan perawatan kepada pasien, sumber informasi untuk riset dan pendidikan, serta sebagai sumber dalam pengumpulan data statistik kesehatan.

1.2   RUMUSAN MASALAH

1.2.1        Apa Pengertian Sistem dan Sub Sistem Pengelolaan Rekam Medis?

1.2.2        Apa Pengertian Assembling?

1.2.3        Apa Pengertian Coding?


1.3   TUJUAN

1.3.1        Mengetahui dan memahami Sistem dan Sub Sistem Pengelolaan Rekam Medis.

1.3.2        Mengetahui dan memahami  Assembling.

1.3.3        Mengetahui dan memahami Coding.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1  SISTEM DAN SUBSISTEM PENGELOLAAN REKAM MEDIS

Sebelum kita mengetahui tentang Sistem dan Subsistem Pengelolaan Rekam Medis, baiknya kita mengetahui pengertian dari masing-masing sub. Sistem dan Subsistem Pengelolaan Rekam Medis terdiri dari tiga pengertian yaitu: Sistem, Subsistem, Pengelolaan Rekam Medis.

2.1.1        Pengertian Sistem

Pengertian  Sistem  menurut Mulyadi  (2008) (dalam Asmara Jurnal J-Click. 03(02). 2016. 82) adalah  sebagai berikut  :  “Sekelompok  dua  atau lebih  komponen-komponen  yang saling  berkaitan  (subsistem subsistem  yang  bersatu  untuk mencapai tujuan yang sama)”.

Pengertian  Sistem  menurut Winarno  (2006) (dalam Asmara Jurnal J-Click. 03(02). 2016. 82)  adalah  sebagai berikut  :  “Sekumpulan  komponen yang  saling  bekerja  sama  untuk mencapai tujuan tertentu”.

Pengertian  Sistem  menurut McLeod  yang  dikutip  oleh Machmud  (2013) (dalam Asmara Jurnal J-Click. 03(02). 2016. 82)  adalah  sebagai berikut:  “A  sistem  is  a  group  of elements  that  are  integrated  with the  common  porpose  of  achieving an  objective”.  Sistem  adalah sekelompok  elemen  yang terintegritasi  dengan  maksud  yang sama  untuk  mencapai  suatu tujuan.

2.1.2        Pengertian Sub Sistem

Subsistem upaya kesehatan yang terpadu, berkesimbungan, paripurna, dan berkualitas, meliputi upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan, pemulihan yang diselenggarakan guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Widiarti. 2017)

Tujuan dari penyelenggaraan subsistem upaya kesehatan adalah terselenggaranya upaya kesehatan yang adil, merata, terjangkau, dan bermutu untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Widiarti. 2017)

Unsur- unsur subsistem upaya kesehatan terdiri dari :

a.    Upaya kesehatan

b.    Fasilitas pelayanan kesehatan

c.    Sumber dan upaya kesehatan Pembinaan dan pengawasan  upaya kesehatan (Widiarti. 2017)

Subsistem Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan merupakan pengelolaan penelitian dan pengembangan, pemanfaatan dan penulisan teknologi dan produk teknologi kesehatan yang diselenggarakan dan dikoordinasikan guna memberi data kesehatan yang berbasis bukti untuk menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Widiarti. 2017)

Tujuan untuk menghasilkan informasi kesehatan, dan untuk mendukung pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Widiarti. 2017)

Subsistem Pembiayaan Kesehatan guna mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Widiarti. 2017)

Tujuan merupakan tersedianya dana kesehatan dalam jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, merata, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna (Widiarti. 2017)

2.1.3        Pengertian Pengelolaan Rekam Medis

Menurut Sanggamele (dalam Jurnal KESMAS. 07(04). 2018)

Pengelolaan Rekam Medis adalah untuk  menunjang  tercapainya  tertib  administrasi dalam rangka upaya mencapai tujuan rumah sakit, yaitu peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah  sakit.

            Menurut Menurut  WHO (2006) (dalam Sanggamele Jurnal KESMAS. 07(04). 2018),  rekam  medis  merupakan  bagian  yang  penting  untuk  pasien,  sekarang  dan masa  yang  akan  datang  dalam  pelayanan kesehatan.  Selain  itu  rekam  medis  juga digunakan  dalam  pengelolaan  dan perencanaan  fasilitas  dan  layanan  dari pelayanan  kesehatan,  penelitian  medis, dan  membuat  statistik pelayanan kesehatan.

            Menurut (Siregar, 2004) (dalam Sanggamele Jurnal KESMAS. 07(04). 2018) pengelolaan  rekam  medis  untuk  menunjang  mutu  pelayanan  bagi  rumah sakit,  pengelolaan  rekam  medis  harus efektif dan efisien. Rekam medis itu harus secara  akurat  di  dokumentasikan,  segera tersedia,  dapat  digunakan,  mudah  di telusuri kembali (retrieving), dan lengkap informasi.

            Menurut (dalam Sanggamele Jurnal KESMAS. 07(04). 2018) pelaksanaan pengelolaan rekam medis,  perlu  didukung  dengan  adanya pelatihan  dikarenakan  pelatihan  rekam medis penting untuk petugas rekam medis guna  menambah  wawasan  dan  kinerja petugas.

2.1.4        Pengertian Sistem dan Subsistem Pengelolaan RM

Menurut (Sudra,  2014) Sistem  rekam  medis  yaitu  tata  cara  pengumpulan  data  rekam medis, penyimpanana,  pengelolaan,  dan  penyampaian  laporan  informasi  hasil pelayanan  pasien  yang  digunakan  untuk  berbagai  keperluan  pelayanan  klinis, kesehatan  masyarakat  dan manajemen.  Sedangkan  sistem  pelayanan  rekam medis merupakan  suatu  sistem  yang  mengorganisasikan  formulir, catatan  dan laporan  yang  dikoordinasikan  sedemikian  rupa  untuk  menyediakan  informasi yang  dibutuhkan  manajemen  klinis  dan  administrasi  guna  memudahkan pengelolaan  dalam  melayani  pasien  yang  memandang  sebagai  manusia seutuhnya,  sehingga  semua  hasil  pelayanan  kepada  pasien  dapat  dinilai  dan dilihat pada formulir-formulir dalam rekam medis (Amelia.2019).

1. Sistem Penerimaan Pasien

Tempat  penerimaan  pasien  merupakan  gerbang  pelayanan pertama  disuatu fasilitas  pelayanan  kesehatan.  Beberapa  pasien  mempertimbangkan memutuskan  berobat  di  suatu  fasilitas  pelayanan  kesehatan  dengan mempertimbangkan  tempat  penerimaan  pasien  yang  nyaman  dan  petugas yang  memuaskan.  Sistem  penerimaan  pasien  terdiri  dari beberapa subsistem, diantaranya :

a.  Sistem penerimaan pasien rawat jalan

Pelayanan  rawat  jalan  adalah  pelayanan  yang  diberikan  kepada  pasien yang  tidak  mendapatkan  pelayanan  rawat  inap  difasilitas  pelayanan kesehatan (Budi, 2011:36).

b.  Sistem penerimaan pasien rawat darurat

Pelayanan rawat  darurat adalah pasien yang datang ke tempat penerimaan pasien  gawat  darurat  yang  buka  selama  24  jam  pelayanan,  disini  pasien ditolong  dahulu  setelah  itu  menyelesaikan  administrasinya  (Budi, 2011:36-37).

c.  Sistem penerimaan pasien rawat inap

Penerimaan  pasien  rawat  inap  adalah  penerimaan  pasien  untuk mendapatkan  pelayanan  lanjutan  setelah  mendapat  surat  pengantar  dari pihak  yang  berwenang.  Dalam  hal  ini  pihak  yang  memberi  surat

Beberapa kegiatan penerimaan pasien tersebut meliputi :

1)  Subsistem Identifikasi

Identifikasi  merupakan  proses  pengumpulan  data  pencatatan segala  keterangan  tentang  bukti -bukti  dari  seseorang  sehingga  kita dapat  menetapkan  dan  mempersamakan  keterangan  tersebut  dengan individu  seseorang,  dengan  kata  lain  bahwa  dengan  identifikasi  kita dapat mengetahui identitas seseorang dan dengan identifikasi tersebut kita  dapat  mengenal  seseorang  dengan  membedakan  dari  orang  lain Identifikasi dilakukan untuk tujuan :

a)  Mengenal secara fisik

b)  Memperoleh keterangan pribadi

c)  Mengadakan  penggabungan  antara  pengenalan  fisik  dengan keterangan pribadi.

2)  Subsistem Registrasi

Registrasi merupakan kegiatan pendataan data seperti nama, alamat dan  data  lainnya  kedalam  daftar  pada  buku  atau  sisteminformasi. Daftar  tersebut  dikenal  sebagai  registrasi.  Registrasi  digunakan  untukpencatatan  dan  pengumpulan  panyakit.  Registrasi  dapat  dibuat  dalam bentuk manual atau komputerisasi. Ketentuan yang  perlu  diperhatikan  berkaitan  dengan  pembuatan  buku register adalah :

a)  Diisi dalam jangka 1 tahun

b)  Dibuat dalam bentuk tabel

c)  Sebagai arsip rumah sakit

d)  Disimpan selamanya

3)  Subsistem Penamaan

Penamaan dalam pelayanan medis yaitu tata cara penulisan nama  pasien bertujuan  untuk  membedakan  satu  pasien  dengan  pasien  yang lain dan untuk memudahkan dalam pengindeksan Kartu Indeks Utama Pasien  (KIUP).  Penulisan  nama  dan  nomor  rekam  medis  harus dilakukan pada setiap lembar formulir rekam medis (Budi,  2011:56).Sistem  pemberian  nama  seseorang  di  suatu  bangsa  atau  marga mempunyai  ciri  dan  cara  masing-masing,  sehingga  dengan  nama  itu seseorang  dapat  dipanggil  dan  dapat  membedakan  satu  dengan  yang lainnya. Oleh sebab itu penulisan nama pa sien di setiap formulir rekam medis  sangat  penting  artinya  agar  tidak  terjadi  kesalahan  dalam pelayanan. Nama orang dibedakan menjadi:

a)  Nama orang Indonesia

b)  Nama orang Cina, Korea, Vietnam dan sejenisnya

c)  Nama orang India, Jepang, Muangthai dan sejenisnya

d)  Nama orang Arab, Persia, Turki dan sejenisnya

e)  Nama orang Eropa, Amerika dan sejenisnya

Berikut  ini  cara  menulis  dan  mengindeks  nama  pada  formulir  rekam

medis:

a)  Penulisan nama pasien diikuti singkatan yang menunjukkan status pasien. Singkatan ini bisa dituliskan didepan nama  atau dibelakang nama  pasien,  pada  dasarnya  di  fasilitas  pelayanan  kesehatan tersebut sebaiknya konsisten penulisannya.

b)  Penulisan  gelar  atau  pangkat  ditulis  di  belakang  nama  pasien, untuk  nama  pasien  yang  seharusnya  mempunyai  gelar  di  depan namanya maka gelar tetap dituliskan dibelakang nama pasiennya, misal  pada  pasien  yang  sudah  menikah  dengan  nama  Prof. Febriant  maka  penulisan  nama  pada  berkas  rekam  medisnya adalah Febriant, Prof, Bp.

c)  Nama  pasien  dituliskan  lengkap  sesuai  dengan  Kartu  Tanda Penduduk (bukan nama panggilan)

d)  Penulisan  nama  menggunakan  ejaan  yang  disempurnkan  di Indonesia (sesuai EYD)

e)  Nama  pada  sampul  berkas  rekam  medis  ditulis  menggunakan huruf capital, untuk mempermudah pembacaan nama pasien.

f)  Pada  lembar  identitas  pasien  disertakan  nama  penanggung  jawab yang sah.

4)  Subsistem Penomoran

Menurut Budi (2011:60-65), penomoran dalam pelayanan rekam medis

yaitu  tata  cara  penulisan  nomor  yang  diberikan  kepada  pasien  yang dating  berobat  sebagai  bagian  dari  identitas  pribadi  pasien  yang bersangkutan.

Tujuannya:

a)  Sebagai petunjuk pemilikan folder yang bersangk utan.

b)  Sebagai  pedoman  dalam  tata  cara  penyimpanan  dokumen  rekam medis.

c)  Sebagai  petunjuk  dalam  pencarian  dokumen  rekam  medis   yang telah disimpan di filing.

Fasilitas  pelayanan  kesehatan  mempunyai  beberapa  pertimbangan untuk  memilih  sistem  penomoran  yang  akan  digunakan  dalam penyelenggaraan  rekam  medis.  Dengan  mempertimbangkan  masingmasing  kelebihan  serta  kekurangannya.  Ada  tiga  sistem  pemberian nomor  pasien  (Administration  Numbering  System)  adalah  sebagai berikut :

 

 

a)  Pemberian nomor cara Serial Numbering System (SNS)

Sistem  penomoran  dimana  setiap  pasien  yang  berkunjung  ke rumah  sakit  atau  puskesmas  selalu  mendapatkan  nomor baru. Keuntungan  menggunakan  sistem  ini  yaitu  petugas  lebih mudah  mengerjakan,  namun  kerugiannhya  yaitu  membutuhkan waktu lama  untuk mencari atau mendapatkan berkas rekam medis pasien lama karena satu pasien mendapatkan lebih dari satu nomor rekam  medis,  sehingga  informasi  pelayanan  klinisnya  menjadi tidak berkesinambungan dan dapat merugikan pasien.Keuntungan menggunakan sistem ini adalah petugas pelayanan mudah  mengerjakan  tugasnya  dan  pelayanan  pendaftaran  cepat. Kerugiannya  adalah  sulit  dan  membutuhkan  waktu  lama  dalam mencari  dokumen  rekam  medis,  serta  informasi  medis  menjadi tidak berkesinambungan.

b)  Pemberian nomor cara Unit Numbering System (UNS)

Sistem penomoran dimana sistem ini memberikan satu nomor rekam medis pada pasien berobat jalan, pasien rawat inap, gawat darurat.  Kelebihan  sistem  ini  adalah  informasi  klinis  dapat berkesinambungan,  tetapi  pengambilan  data  pasien  akan  lebih lama  karena  semua  data  dan  informasi  mengenai  pasien  dan pelayanan  pendaftaran  pasien  pernah  berkunjung  (berobat)  atau sebagai  pasien  lama  hanya  memiliki  satu  nomor.  Kekurangan  ini dapat  diatasi  dengan  sistem  pelayanan  yang  terpisah  antara pendaftaran pasien lama atau baru.

c)  Pemberian nomor cara Serial Unit Numbering System (SUNS)

Sistem penomoran pasien dengan menggabungkan sistem seri dan  sistem  unit.  Setiap pasien  baru  yang  berkunjung  pada  sarana pelayanan kesehatan diberikan nomor baru,  dan untuk pasien lamajuga  mendapatkan nomor rekam medis baru tetapi  dokumen rekam medis  terdahulu  digabungkan  dan  disimpan  jadi  satu  dibawah nomor yang paling baru.  Kelebihan dari sistem ini yaitu pelayanan menjadi lebih cepat karena tidak memilah antara pasien baru atau lama  semua  pasien  yang  datang  seolah -olah  dianggap  sebagai pasien  baru  untuk  dibuatkan  berkas  baru.   Kekurangannya  yaitu petugas  akan  mencari  berkas  pasien  lama  dan  menggabungkan dengan  berkas  yang  baru,  informasi  klinis  pada  saat  pelayanan tidak  disertakan,  sehingga  petugas  pelayanan  tidak  dapat  melihat pelayanan  yang  telah  diberikan  kepada  pasien  pada  kunjungan sebelumnya.

2.2  ASSEMBLING 

Assembling  berarti  merakit  dokumen  rekam  medis  atau mengurutkan  satu  halaman  ke  halaman  yang  lain  sesuai  dengan  aturan yang  berlaku.  Kegiatan  assembling  termasuk  juga  mengecek kelengkapan  berkas  rekam  medis  dan  formulir  yang  harus  ada  pada berkas rekam medis.

1)  Identitas pasien pada lembar rekam  medis

2)  Autentifikasi dokter pada setiap tempat yang ditentukan

3)  Pengisisan laporan yang penting pada berkas rekam medis

4)  Pendokumentasian yang baik


2.3  CODING

Kegiatan  pengkodean  adalah  pemberian  penetapan  kode dengan menggunakan  huruf  dan  angka  atau  kombinasi  huruf  dan  angka  yang mewakili  komponen  data.  Kegiatan  yang  dilakukan  dalam  koding meliputi  kegiatan  pengkodean  diagnose  penyakit  dan  pengkodean tindakan  medis.  Kecepatan  dan  ketepatan  kode dari  suatu  diagnosis dipengaruhi  oleh  beberapa  faktor  antara  lain  tulisan  dokter  yang  sulit dibaca,  diagnosis  yang  tidak spesifik  dan  ketrampilan  petugas  koding dalam  pemilihan kode. Dalam proses koding mungkin terjadi beberapa kemungkinan yaitu:

1)  Penetapan diagnose yang salah sehingga menyebabkan pengkodean salah.

2)  Penetapan  diagnose  yang  benar,  tetapi  petugas  pengkodean  salah menentukan kode, sehingga hasil pengkodean salah.

3)  Penetapan diagnose dokter kurang jelas, kemudian dibaca salah oleh petugas pengkodean, sehingga hasil pengkodean salah.

 

 


BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

3.1.1                Sistem dan Subsistem Pengelolaan Rekam Medis terdiri dari tiga pengertian yaitu: Sistem, Subsistem, Pengelolaan Rekam Medis. dalah  sebagai berikut  :  “Sekelompok  dua  atau lebih  komponen-komponen  yang saling  berkaitan  (subsistem subsistem  yang  bersatu  untuk mencapai tujuan yang sama)”. Subsistem upaya kesehatan yang terpadu, berkesimbungan, paripurna, dan berkualitas, meliputi upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan, pemulihan yang diselenggarakan guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pengelolaan Rekam Medis adalah untuk  menunjang  tercapainya  tertib  administrasi dalam rangka upaya mencapai tujuan rumah sakit, yaitu peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah  sakit.

3.1.2                Assembling  berarti  merakit  dokumen  rekam  medis  atau mengurutkan  satu  halaman  ke  halaman  yang  lain  sesuai  dengan  aturan yang  berlaku.  Kegiatan  assembling  termasuk  juga  mengecek kelengkapan  berkas  rekam  medis  dan  formulir  yang  harus  ada  pada berkas rekam medis. Analisis untuk mengetahui kelengkapan pengisian pada  item-item  berkas  rekam  medis  dilakukan  melalui  analisis kuantitatif  berkas  rekam  medis. 

3.1.3              Kegiatan  pengkodean  adalah  pemberian  penetapan  kode dengan menggunakan  huruf  dan  angka  atau  kombinasi  huruf  dan  angka  yang mewakili  komponen  data.  Kegiatan  yang  dilakukan  dalam  koding meliputi  kegiatan  pengkodean  diagnose  penyakit  dan  pengkodean tindakan  medis.

3.2 SARAN

Dari penjelasan makalah diatas pemakalah berharap agar pembaca bisa memahami dan mengetahui dengan betul tentang Sistem Dan Subsistem Pengelolaan Rekam Medis (Asembling dan Coding) yang nantinya bisa dijadikan sebagai pedoman atau acuan dalam pembelajaran dan juga bisa diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar serta dalam kehidupan bermasyarakat. Dan semoga para pembaca juga bisa menerima inovasi-inovasi baru dengan tangan terbuka.


DAFTAR PUSTAKA

Asmara, Rini. 2016. Sistem Informasi Pengolahan Data Penanggulangan Bencana

Pada Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Padang Pariaman. Jurnal J-Click, 03(02).

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Manajemen Informasi

Kesehatan II: Sistem dan Subsistem Pelayanan RMIK. Jakarta:Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Melani, Amelia Dwi. 2018. Tinjauan Pelaksanaan Sistem Dan Subsistem Rekam

Medis Di Klinik Pratama Hidayah Baki. Surakarta:Universitas Duta Bangsa.

Sanggamele, Cinkwancu. Dkk.  2018. Analisis  Pengelolaan  Rekam  Medis  Di 

Rumah  Sakit  Umum Pancaran Kasih Manado. Jurnal KESMAS, 07(04).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PERENCANAAN UNIT KERJA REKAM MEDIS (PENGAWASAN)

  PPT Perencanaan Unit Kerja Rekam Medis - Pengawasan