Manajemen Rekam Medis - Afra Timura IR
Jumat, 01 Oktober 2021
Senin, 13 September 2021
PERENCANAAN UNIT KERJA REKAM MEDIS (PENGAWASAN)
PERENCANAAN UNIT KERJA REKAM MEDIS (PENGAWASAN)
MAKALAH
Perencanaan Unit Kerja Rekam Medis
Yang diampu oleh Ibu Fita Rusdian Ikawati,SE,MM
Christina Dila Amiranda |
205006 |
Denny Dharma Putra |
205051 |
Novia Rizka Amalia |
205023 |
Tiara Nuraida Rismi |
205077 |
Putri Fitri Asari |
205025 |
Sitnaisyah Sumarto |
2050** |
Syarifah Aini |
205034 |
Anisa Endah |
205085 |
Afra
Timura Indah Rista |
205042 |
Fiqih
Al Badru |
205118 |
INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN PRODI DIII
REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
SEPTEMBER 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat kehadirat Allah
SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Yang telah memberikan kami rahmat
dan hidayahnya berupa petunjuknya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Perencanaan Unit Kerja Rekam Medis mengenai makalah ilmiah tentang “Pengawasan”. Makalah ilmiah ini telah kami
susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari itu semua kami menyadari
bahwasannya masih banyak kekurangan yang ada dalam makalah ini. Baik dari
susunan kalimat atau bahasanya. Oleh karena itu kami menerima kritik dan saran
yang bersifat membangun agar nanti untuk kedepannya bisa memperbaiki makalah
ini dengan baik.
Akhir kata semoga tugas mata kuliah manajemen
rekam medis mengenai makalah tentang “Perencanaan Unit Kerja Rekam Medis -
Pengawasan” ini bisa bermanfaat dan bisa menginspirasi bagi para pembacanya.
Malang, September 2021
Penulis
ABSTRAK
Perencanaan dan pengawasan adalah 2 fungsi manajemen yang terpisah namun keduanya saling
terkait. Perencanaan adalah suatu proses penentuan
tentang berbagai tindakan yang akan dilakukan di kemudian hari guna mencapai
atau merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan pengawasan adalah
suatu proses membandingkan antara hasil yang
telah dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya untuk
menemukan penyimpangan yang terjadi kemudian dilakukan langkah perbaikan yang
dibutuhkan. Pengawasan
adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standart kinerja dengan sasaran
perencanaan, mendesain sistem umpan balik informasi, membandingkan kinerja
actual dengan standar yang telah ditetapkan, menentukan apakah terdapat
penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan tersebut, dan mengambil
tindakan perbaikan.
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
ABSTRAK ................................................................................................................ iii
DAFTAR
ISI ............................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2
Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Perencanaan Unit Kerja Rekam Medis ................................................... 3
2.2 Perencanaan Unit Kerja Rekam Medis Bagian Pengawasan .................. 4
2.3 Penerapan Perencanaan Unit Kerja Rekam Medis ................................. 5
2.4 Penerapan Perencanaan Unit Kerja Rekam Medis Bagian Pengawasan . 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 9
3.2 Saran ....................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Rekam medis merupakan berkas yang
berisikan tentang identitas dan pelayanan
yang telah diberikan kepada pasien. Unit Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
dalam fasilitas pelayanan kesehatan bertanggung jawab dalam membuat dan memelihara rekam medis pasien. Oleh karena itu
diperlukan manajemen yang baik untuk mengelola unit rekam medis di fasilitas
pelayanan kesehatan. Manajemen Pelayanan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
merupakan kegiatan menjaga, memelihara dan melayani rekam medis baik secara manual maupun elektronik sampai menyajikan
informasi kesehatan di rumah sakit, praktik dokter, klinik, asuransi
kesehatan, fasilitas pelayanan kesehatan dan lainnya yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan dan menjaga rekaman (Permenkes No.55 tahun 2013).
Pembangunan kesehatan merupakan bagian
yang penting dalam pembangunan kesehatan di indonesia.
Tujuan diselenggarakan pembangunan kesehatan adalah agar tercapainya derajat
kesehatatan masyarakat yang optimal. Kesehatan
merupakan kebutuhan individu yang harus dipenuhi karena sehat mendapat meningkatkan produktifitas seseorang. Sistem
pelaporan merupakan upaya pemerintah dalam mengumpulkan, mengelola dan
menyajikan data rumah sakit dan puskesmas yang ada di daerahnya, baik dalam
bentuk laporan ke dinas kesehatan provinsi maupun dalam bentuk pemetaan data
sebagai dasar pengambilan keputusan dalam memantau kesehatan masyarakat. Dalam
pelaksanaannya, terdapat beberapa permasalahan pada sistem manajemen pelaporan
yang diterapkan saat ini yaitu antara lain teknis pengumpulan data
penyelenggaraan seluruh rumah sakit dan puskesmas yang tersebar di seluruh
Indonesia, mengingat jumlah rumah sakit dan puskesmas yang sangat banyak serta
lokasinya yang tersebar di seluruh Indonesia.
1.2.1
Apa Pengertian Perencanaan Unit Kerja Rekam Medis?
1.2.2
Apa Pengertian Perencanaan Unit
Kerja Rekam Medis khususnya bagian Pengawasan?
1.2.3
Bagaimana Penerapan Unit Kerja Rekam Medis?
1.2.4
Bagaimana Penerapan Unit Kerja
Rekam Medis khususnya bagian Pengawasan?
1.3
TUJUAN
1.3.1
Mengetahui dan memahami Perencanaan Unit Kerja Rekam
Medis.
1.3.2
Mengetahui dan memahami Perencanaan
Unit Kerja Rekam Medis khusunya
bagian Pengawasan.
1.3.3
Mengetahui dan memahami Penerapan Unit Kerja Rekam
Medis.
1.3.4
Mengetahui dan memahami Penerapan
Unit Kerja Rekam Medis khusunya
bagian Pengawasan.
Sebelum kita mengetahui tentang
Perencanaan Unit Kerja Rekam Medis,
baiknya kita mengetahui pengertian dari masing-masing sub. Perencanaan Unit
Kerja Rekam Medis terdiri dari dua pengertian yaitu: Pengertian dan Penerapan.
Manajemen Menurut
John R Schermerhorn Jr dalam bukunya Management, manajemen adalah proses yang
mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian terhadap
penggunaan sumber daya yang dimiliki, baik manusiadan material untuk mencapai
tujuan (Nursam:2017). Perencanaan adalah sebuah proses dalam menentukan tujuan
organisasi dan juga menyajikannya secara lebih jelas dengan berbagai strategi,
taktik, dan operasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan utama organisasi
secara keseluruhan. Menurut undang-undang Republik
Indonesia No 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, pengertian Rumah Sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap,rawat jalan, dan gawat darurat. Berbagai jenis tenaga
kesehatan dengan perangkat keilmuan yang beragam, berinteraksi satu dengan yang
lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang berkembang sangat pesat
yang perlu diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka pemberian pelayananan
yang bermutu standar, membuat semakin kompleknya permasalahan rumah sakit.
Menurut Hasibuan, 2009 Dalam menentukan
kualitas dan kuantitas sumber daya manusia untuk mengisi jabatan di unit kerja
rekam medis diperlukan perencanaan sumber daya Perencanaan sumber daya adalah
merencanakan tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan serta efektif dan
efisien dalam membantu terwujudnya tujuan.
Menurut buku bahan ajar Rekam Medis dan
Informasi Kesehatan Edisi Tahun 2018 adalah Unit rekam medis dan informasi
kesehatan merupakan sebuah organisasi di fasilitas pelayanan kesehatan.
Organisasi adalah berkumpulnya dua orang atau lebih yang satu sama lain saling
berhubungan, bekerjasama dan saling mendukung untuk mencapai tujuan organisasi yang telah disepakati
dan ditetapkan oleh pimpinan. Manajemen pelayanan rekam medis dan informasi
kesehatan berupa kegiatan menjaga, memelihara dan melayani rekam medis, menyajikan
informasi kesehatan di Fasilitas kesehatan serta menjaga rekaman (Permenkes,
2013)
Rumah sakit sebagai pusat layanan
kesehatan harus dapat memberikan pelayanan yang baik serta harus meminimalkan
setiap kesalahan, baik layanan administrasi maupun layanan medisnya. Rekam
medik sangat penting selain untuk diagnosis, pengobatan juga untuk evaluasi
pelayanan kesehatan, peningkatan efisiensi kerja melalui penurunan mortilitas
serta perawatan penderita yang lebih sempurna. Rekam medik harus berisi informasi
lengkap perihal proses pelayanan medis di masa lalu, masa kini dan perkiraan
terjadi di masa yang akan datang. Sistem rekam medis yang ada saat ini
memerlukan buku dan alat tulis yang dilakukan secara manual sehingga kurang
optimal dan membutuhkan waktu yang relatif lama dalam penanganan pasiennya.
2.2 PERENCANAAN UNIT REKAM MEDIS BAGIAN PENGAWASAN
Pengawasan adalah suatu usaha sistematik
untuk menetapkan standart kinerja dengan sasaran perencanaan, mendesain sistem
umpan balik informasi, membandingkan kinerja actual dengan standar yang telah
ditetapkan, menentukan apakah terdapat penyimpangan dan mengukur signifikansi
penyimpangan tersebut, dan mengambil tindakan perbaikan (Volume VII Nomor 3,
Agustus 2017)
Menurut G. R. Terry dalam Sukama
(2001) dijelaskan bahwa pengawasan
merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi. Dimana memiliki
arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi
suatu kegiatan. Suatu Pengawasan dikatakan penting karena Tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya
akan menghasilkan tujuan
yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri
maupun bagi para pekerjanya.
Indikator mutu rekam medis termasuk
dalam salah satu standar penilaian akreditasi rumah sakit. Unit rekam medis
merupakan salah satu unit yang vital dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Unit rekam medis tidak hanya melakukan pengolahan rekam medis saja melainkan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengawasan adalah 4 hal penting yang harus selalu
diperhatikan di dalam manajemen pelayanan rekam medis. Pengawasan adalah proses
pengamatan dari pelaksanaan seluruh
kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua
pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya (Sondang,
2006).
Perencanaan bermanfaat agar semua
kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan menjadi lebih pasti,
sehingga kegiatan menjadi lebih
terarah. Tanpa kegiatan yang jelas
dan terarah maka sulit mencapai tujuan yang dtitetapkan dalam rencana. Dengan
demikian, pemborosan waktu dan sumber daya dapat dihindari sekecil mungkin
karena rencana telah dapat digunakan oleh tiap-tiap manajer guna mengambil
keputusan operasional sehari-hari.
2.3 PENERAPAN PERENCANAAN UNIT REKAM MEDIS
Menurut Sanggamele (dalam Jurnal KESMAS.
07(04). 2018) Pengelolaan Rekam Medis adalah untuk menunjang tercapainya tertib
administrasi dalam rangka upaya mencapai tujuan rumah sakit, yaitu peningkatan
mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Menurut Menurut WHO (2006) (dalam
Sanggamele Jurnal KESMAS.
07(04). 2018), rekam
medis merupakan bagian
yang
penting untuk pasien, sekarang dan masa yang akan datang dalam
pelayanan kesehatan. Selain itu rekam medis juga digunakan dalam
pengelolaan dan perencanaan fasilitas dan layanan dari
pelayanan kesehatan, penelitian medis, dan membuat statistik pelayanan
kesehatan.
Menurut (Siregar, 2004) (dalam
Sanggamele Jurnal KESMAS. 07(04).
2018) pengelolaan rekam medis untuk menunjang
mutu
pelayanan bagi rumah sakit,
pengelolaan rekam medis
harus efektif dan efisien. Rekam medis itu harus secara akurat di dokumentasikan, segera tersedia, dapat
digunakan, mudah di telusuri kembali (retrieving), dan lengkap informasi.
Menurut (dalam Sanggamele Jurnal KESMAS. 07(04). 2018) pelaksanaan pengelolaan rekam medis,
perlu didukung dengan adanya pelatihan dikarenakan pelatihan rekam medis penting untuk petugas rekam
medis guna menambah wawasan dan kinerja petugas.
Dengan adanya perencanaan maka akan memberikan sesuatu
kepastian yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang. Salah satu tujuan
perencanaan adalah melihat bahwa program-program dan penemuan-penemuan sekarang
dapat dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan-tujuan pada
waktu yang akan datang, yaitu meningkatkan pembuatan keputusan yang lebih baik.
2.4 PENERAPAN PERENCANAAN UNIT KERJA REKAM MEDIS
BAGIAN
PENGAWASAN
Menurut (Sudra, 2014) Sistem rekam medis
yaitu tata cara pengumpulan data
rekam medis, penyimpanana, pengelolaan, dan penyampaian
laporan informasi hasil pelayanan pasien yang digunakan untuk berbagai
keperluan pelayanan klinis, kesehatan masyarakat dan manajemen.
Sedangkan sistem pelayanan
rekam medis merupakan suatu
sistem yang mengorganisasikan formulir,
catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi
yang dibutuhkan manajemen
klinis dan administrasi
guna
memudahkan pengelolaan dalam melayani pasien yang memandang
sebagai manusia seutuhnya, sehingga semua hasil pelayanan kepada pasien dapat
dinilai dan dilihat pada
formulir-formulir dalam rekam medis
(Amelia.2019).
Menurut Yunika
Murdayanti perencanaan merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta
dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang akan dilakukan di masa mendatang
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Perencanaan dan pengawasan adalah 2 fungsi
manajemen yang terpisah namun
keduanya saling terkait. Perencanaan adalah suatu proses penentuan tentang berbagai tindakan yang akan dilakukan
di kemudian hari guna mencapai atau merealisasikan tujuan yang telah
ditetapkan. Sedangkan pengawasan adalah suatu proses membandingkan antara hasil yang telah dilaksanakan dengan
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya untuk menemukan penyimpangan yang
terjadi kemudian dilakukan langkah perbaikan yang dibutuhkan. Oleh karena itu,
perencanaan dan pengawasan adalah fungsi yang tidak terpisahkan karena
pengawasan dibutuhkan untuk mengurangi penyimpangan antara rencana dan 3 realisasi dan pengawasan harus bisa
dilakukan secara utuh agar rencana tetap sesuai dengan tujuannya.
Tujuan dan Manfaat Perencanaan Menurut Malayu
S.P Hasibuan mengemukakan bahwa tujuan dari perencanaan antara lain adalah:
1.
Perencanaan bertujuan untuk
menentukan tujuan, kebijakan, prosedur, dan program serta memberikan pedoman
cara-cara pelaksanaan yang efektif dalam mencapai tujuan.
2.
Perencanaan bertujuan untuk
menjadikan tindakan ekonomis, karena semua potensi yang dimiliki terarah dengan
baik kepada tujuan.
3.
Perencanaan adalah satu usaha
untuk memperkecil resiko yang dihadapi pada masa yang akan datang.
4.
Perencanaan menyebabkan
kegiatan-kegiatan dilakukan secara teratur dan bertujuan.
5.
Perencanaan memberikan gambaran
yang jelas dan lengkap tentang seluruh pekerjaan.
6.
Perencanaan membantu penggunaan
suatu alat pengukuran hasil kerja.
7.
Perencanaan menjadi suatu landasan
untuk pengendalian.
8.
Perencanaan merupakan usaha untuk
menghindari mismanagement dalam penempatan karyawan.
9.
Perencanaan membantu peningkatan
daya guna dan hasil guna organisasi.
Menurut Agustin Rintasari Simarmata Perencanaan
bermanfaat agar semua kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
menjadi lebih pasti, sehingga kegiatan menjadi lebih terarah. Tanpa kegiatan
yang jelas dan terarah maka sulit mencapai tujuan yang dtitetapkan dalam
rencana. Dengan demikian, pemborosan waktu dan sumber daya dapat dihindari
sekecil mungkin karena rencana telah dapat digunakan oleh tiap-tiap manajer
guna mengambil keputusan operasional sehari-hari
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Unit kerja rekam medis diperlukan
perencanaan sumber daya Perencanaan sumber daya adalah merencanakan tenaga
kerja agar sesuai dengan kebutuhan serta efektif dan efisien dalam membantu
terwujudnya tujuan. Manajemen pelayanan rekam medis dan informasi kesehatan
berupa kegiatan menjaga, memelihara dan melayani rekam medis, menyajikan
informasi kesehatan di Fasilitas kesehatan serta menjaga rekaman.
Pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standart
kinerja dengan sasaran perencanaan, mendesain sistem umpan balik informasi,
membandingkan kinerja actual dengan standar yang telah ditetapkan, menentukan
apakah terdapat penyimpangan dan mengukur signifikansi penyimpangan tersebut,
dan mengambil tindakan perbaikan.
Pelaksanaan pengelolaan rekam medis,
perlu didukung dengan adanya pelatihan dikarenakan pelatihan rekam medis penting untuk petugas rekam
medis guna menambah wawasan dan kinerja petugas. Salah satu tujuan perencanaan
adalah melihat bahwa program-program dan penemuan-penemuan sekarang dapat
dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan-tujuan pada waktu
yang akan datang, yaitu meningkatkan pembuatan keputusan yang lebih baik.
Perencanaan dan pengawasan adalah 2 fungsi manajemen yang terpisah namun keduanya saling terkait. Perencanaan adalah suatu proses penentuan tentang berbagai tindakan yang akan dilakukan di kemudian hari guna mencapai atau merealisasikan tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan pengawasan adalah suatu proses membandingkan antara hasil yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya untuk menemukan penyimpangan yang terjadi kemudian dilakukan langkah perbaikan yang dibutuhkan.
3.2 SARAN
Dari penjelasan makalah diatas pemakalah berharap agar pembaca bisa
memahami dan mengetahui yang nantinya bisa dijadikan sebagai pedoman atau acuan
dalam pembelajaran dan juga bisa diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar
serta dalam kehidupan bermasyarakat. Dan semoga para pembaca juga bisa menerima
inovasi-inovasi baru dengan tangan terbuka.
DAFTAR PUSTAKA
Asmara, Rini. 2016. Sistem Informasi
Pengolahan Data Penanggulangan Bencana Pada Kantor Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kabupaten Padang Pariaman. Jurnal
J-Click, 03(02).
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Manajemen Informasi Kesehatan II: Sistem dan
Subsistem Pelayanan RMIK. Jakarta:Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Melani, Amelia Dwi. 2018. Tinjauan
Pelaksanaan Sistem Dan Subsistem Rekam Medis Di Klinik Pratama Hidayah Baki. Surakarta:Universitas
Duta Bangsa.
Sanggamele, Cinkwancu. Dkk. 2018. Analisis Pengelolaan
Rekam Medis Di Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih Manado. Jurnal KESMAS, 07(04). Manajemen Pengawasan (Controling) berdasarkan standard operating procedure (SOP) unit rekam medis pada tempat
pendaftaran pasien (TPP) di RSIMuhammadiyah Ponorogo Volume VII Nomor 3, Agustus 2017
Nursam, Nasrullah. 2017.
Manajemen Kinerja. Journal
Of Islamic Education Management, 02(02).
Selasa, 09 Maret 2021
SISTEM dan SUBSISTEM PENGELOLAAN REKAM MEDIS (ASSEMBLING dan CODING)
Link untuk PPT Sistem dan Subsistem Pengelolaan Rekam Medis (Assembling dan Coding) sebagai berikut :
https://drive.google.com/file/d/1lXI49bQLjmd3yd__XYPFZu8x1WXjEOWi/view?usp=sharing
SISTEM DAN SUB SISTEM PENGELOLAAN REKAM MEDIS (ASEMBLING DAN CODING)
SISTEM
DAN SUB SISTEM PENGELOLAAN REKAM
MEDIS (ASEMBLING
DAN CODING)
MAKALAH
UNTUK
MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Manajemen Rekam Medis
Yang diampu oleh Ibu Fita Rusdian Ikawati,SE,MM
Disusun Oleh :
Afra Timura Indah Rista 205042 Nurul Izzah Ningsih 205063
Amanda Monica
Silvia 205045 Putri Nur Alifah 205066
Bela Vilana
Indra Jayanti 205048 Rifky Armadiansyah 205070
Denny Dharma
Putra 205051 Siti Natul Rohmah 205073
Duwi Kartika
Ambarwati 205054 Tiara Nuraida Rismi 205077
Fella Defara
At-Thaqi 205057 Adesty Rilly Tristiarneta 205080
INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN RS dr.
SOEPRAOEN
PRODI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI
KESEHATAN
FEBRUARI 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat kehadirat
Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang. Yang telah memberikan kami rahmat dan hidayahnya berupa
petunjuknya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah manajemen rekam
medis mengenai makalah
ilmiah tentang “Sistem Dan Subsistem Pengelolaan Rekam Medis (Asembling dan Coding)”. Makalah ilmiah ini
telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas
dari itu semua kami menyadari
bahwasannya masih banyak kekurangan yang ada dalam makalah ini. Baik dari
susunan kalimat atau bahasanya. Oleh karena itu kami menerima
kritik dan saran yang bersifat membangun agar nanti untuk kedepannya bisa
memperbaiki makalah ini dengan baik.
Akhir kata
semoga tugas mata kuliah manajemen rekam medis mengenai makalah
tentang “Sistem Dan Subsistem Pengelolaan Rekam Medis (Asembling dan Coding)” ini bisa
bermanfaat dan bisa menginspirasi bagi para pembacanya.
Malang, Februari 2021
Penulis
ABSTRAK
Mutu
pelayanan sebuah rumah sakit merupakan cerminan dari semua sistem yang sudah
berjalan di dalamnya. Kesehatan yang optimal dapat tercapai. Pelayanan yang
bermutu bukan hanya pada pelayanan medis saja, tetapi juga pada penyelenggaraan
rekam medis yang menjadi salah satu indikator mutu pelayanan rumah sakit.
Sistem dan Subsistem Pengelolaan Rekam Medis terdiri dari tiga pengertian
yaitu: Sistem, Subsistem, Pengelolaan Rekam Medis. dalah sebagai berikut :
Sekelompok dua atau lebih
komponen-komponen yang
saling berkaitan (subsistem subsistem yang
bersatu untuk mencapai tujuan
yang sama). Subsistem upaya kesehatan yang terpadu, berkesimbungan, paripurna,
dan berkualitas, meliputi upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan, pemulihan
yang diselenggarakan guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii
ABSTRAK ..................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 1
BAB II KAJIAN
PUSTAKA
2.1 Sistem dan Sub Sistem Pengelolaan Rekam Medis .......................................... 2
2.2 Assembling ....................................................................................................... 3
2.2 Coding .............................................................................................................. 3
BAB III KAJIAN PUSTAKA
3.1 Sistem dan Sub Sistem Pengelolaan Rekam Medis Assembling dan Coding .. 4
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 6
4.2 Saran .................................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Pelayanan kesehatan menghadapi
banyak tantangan termasuk peningkatan usia harapan hidup yang cenderung
mengubah pola penyakit populasi, kebutuhan pemeliharaan sumber daya kesehatan,
peningkatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) kedokteran dan pelayanan
kesehatan yang berkembang secara pesat diiringi oleh minat konsumen dalam
mengakses informasi melalui internet. Menghadapi semua tantangan ini,
organisasi pelayanan kesehatan harus mampu mengoperasikan sistem pelayanannya
secara efisien dan efektif.
Menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit merupakan
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat. Oleh sebab itu dalam upaya peningkatan pelayanan rumah sakit
memerlukan suatu sistem manajemen yang baik, mulai dari proses perencanaan,
pengorganisasian dan pengawasan sehingga dapat menghasilkan mutu pelayanan yang
optimal.
Mutu pelayanan sebuah rumah
sakit merupakan cerminan dari semua sistem yang sudah berjalan di dalamnya.
Selain itu, mutu pelayanan juga merupakan kesesuaian pelayanan kesehatan dengan
standar profesi dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara baik, sehingga
semua kebutuhan pelanggan dan tujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal dapat tercapai.
Pelayanan yang bermutu bukan
hanya pada pelayanan medis saja, tetapi juga pada penyelenggaraan rekam medis
yang menjadi salah satu indikator mutu pelayanan rumah sakit (Depkes, 2008). Unit
rekam medis merupakan salah satu unit yang vital dalam pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Tanggung jawab dari unit rekam medis dan staf medis yang
bersangkutan meliputi pengelolaan isi rekam medis termasuk didalamnya
kelengkapan isi, kebijakan penyimpanan, pemusnahan dan kerahasiaan,
kepemilikan, pemanfaatan dan pengorganisasian.
Rekam medis mempunyai
peranan yang sangat penting untuk menunjang tercapainya tertib administrasi
dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Kegunaan utama rekam
medis sebagai bukti perjalanan penyakit pasien dan pengobatan yang telah
diberikan, alat komunikasi diantara para tenaga kesehatan yang memberikan
perawatan kepada pasien, sumber informasi untuk riset dan pendidikan, serta
sebagai sumber dalam pengumpulan data statistik kesehatan.
1.2
RUMUSAN
MASALAH
1.2.1
Apa Pengertian Sistem dan Sub
Sistem Pengelolaan Rekam Medis?
1.2.2
Apa Pengertian Assembling?
1.2.3
Apa Pengertian Coding?
1.3 TUJUAN
1.3.1
Mengetahui dan memahami Sistem dan Sub Sistem Pengelolaan Rekam Medis.
1.3.2
Mengetahui dan memahami Assembling.
1.3.3
Mengetahui dan memahami
Coding.
BAB
II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 SISTEM DAN SUBSISTEM
PENGELOLAAN REKAM MEDIS
Sebelum kita mengetahui tentang Sistem dan Subsistem
Pengelolaan Rekam Medis, baiknya kita mengetahui pengertian dari masing-masing
sub. Sistem dan Subsistem Pengelolaan Rekam Medis terdiri dari tiga pengertian
yaitu: Sistem, Subsistem, Pengelolaan Rekam Medis.
2.1.1
Pengertian Sistem
Pengertian
Sistem menurut Mulyadi (2008) (dalam Asmara Jurnal J-Click. 03(02).
2016. 82) adalah sebagai berikut :
“Sekelompok dua atau lebih
komponen-komponen yang saling berkaitan
(subsistem subsistem yang bersatu
untuk mencapai tujuan yang sama)”.
Pengertian
Sistem menurut Winarno (2006) (dalam Asmara Jurnal J-Click. 03(02).
2016. 82) adalah sebagai berikut :
“Sekumpulan komponen yang saling
bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu”.
Pengertian
Sistem menurut McLeod yang
dikutip oleh Machmud (2013) (dalam Asmara Jurnal J-Click. 03(02).
2016. 82) adalah sebagai berikut: “A
sistem is a
group of elements that
are integrated with the
common porpose of
achieving an objective”. Sistem
adalah sekelompok elemen yang terintegritasi dengan
maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
2.1.2
Pengertian Sub Sistem
Subsistem upaya kesehatan yang
terpadu, berkesimbungan, paripurna, dan berkualitas, meliputi
upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan, pemulihan yang diselenggarakan guna
menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Widiarti.
2017)
Tujuan dari penyelenggaraan subsistem
upaya kesehatan adalah terselenggaranya upaya kesehatan yang adil, merata,
terjangkau, dan bermutu untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan
guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Widiarti.
2017)
Unsur- unsur subsistem upaya kesehatan terdiri dari :
a.
Upaya kesehatan
b.
Fasilitas pelayanan kesehatan
c.
Sumber dan upaya kesehatan Pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan (Widiarti. 2017)
Subsistem Penelitian Dan Pengembangan
Kesehatan merupakan pengelolaan penelitian dan pengembangan,
pemanfaatan dan penulisan teknologi dan produk teknologi kesehatan yang
diselenggarakan dan dikoordinasikan guna memberi data kesehatan yang berbasis
bukti untuk menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya (Widiarti. 2017)
Tujuan untuk menghasilkan informasi
kesehatan, dan untuk mendukung pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Widiarti. 2017)
Subsistem Pembiayaan Kesehatan guna
mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Widiarti. 2017)
Tujuan merupakan tersedianya dana
kesehatan dalam jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, merata, dan
termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna (Widiarti. 2017)
2.1.3
Pengertian Pengelolaan Rekam Medis
Menurut Sanggamele (dalam Jurnal KESMAS. 07(04).
2018)
Pengelolaan
Rekam Medis adalah untuk menunjang tercapainya
tertib administrasi dalam rangka
upaya mencapai tujuan rumah sakit, yaitu peningkatan mutu pelayanan kesehatan
di rumah sakit.
Menurut Menurut WHO (2006) (dalam Sanggamele Jurnal KESMAS.
07(04). 2018), rekam medis
merupakan bagian yang
penting untuk pasien,
sekarang dan masa yang
akan datang dalam
pelayanan kesehatan. Selain itu
rekam medis juga digunakan dalam
pengelolaan dan perencanaan fasilitas
dan layanan dari pelayanan kesehatan,
penelitian medis, dan membuat
statistik pelayanan kesehatan.
Menurut (Siregar, 2004) (dalam
Sanggamele Jurnal KESMAS. 07(04). 2018) pengelolaan rekam
medis untuk menunjang
mutu pelayanan bagi
rumah sakit, pengelolaan rekam
medis harus efektif dan efisien.
Rekam medis itu harus secara akurat di
dokumentasikan, segera
tersedia, dapat digunakan,
mudah di telusuri kembali
(retrieving), dan lengkap informasi.
Menurut (dalam Sanggamele Jurnal
KESMAS. 07(04). 2018) pelaksanaan pengelolaan rekam medis, perlu didukung
dengan adanya pelatihan dikarenakan
pelatihan rekam medis penting
untuk petugas rekam medis guna
menambah wawasan dan
kinerja petugas.
2.1.4
Pengertian Sistem dan Subsistem Pengelolaan RM
Menurut (Sudra,
2014) Sistem rekam medis
yaitu tata cara
pengumpulan data rekam medis, penyimpanana, pengelolaan,
dan penyampaian laporan
informasi hasil pelayanan pasien
yang digunakan untuk
berbagai keperluan pelayanan
klinis, kesehatan masyarakat dan manajemen. Sedangkan
sistem pelayanan rekam medis merupakan suatu
sistem yang mengorganisasikan formulir, catatan dan laporan
yang dikoordinasikan sedemikian
rupa untuk menyediakan
informasi yang dibutuhkan manajemen
klinis dan administrasi
guna memudahkan pengelolaan dalam
melayani pasien yang
memandang sebagai manusia seutuhnya, sehingga
semua hasil pelayanan
kepada pasien dapat
dinilai dan dilihat pada
formulir-formulir dalam rekam medis (Amelia.2019).
1. Sistem Penerimaan Pasien
Tempat penerimaan
pasien merupakan gerbang
pelayanan pertama disuatu
fasilitas pelayanan kesehatan.
Beberapa pasien mempertimbangkan memutuskan berobat
di suatu fasilitas
pelayanan kesehatan dengan mempertimbangkan tempat
penerimaan pasien yang
nyaman dan petugas yang
memuaskan. Sistem penerimaan
pasien terdiri dari beberapa subsistem, diantaranya :
a. Sistem penerimaan pasien rawat jalan
Pelayanan rawat
jalan adalah pelayanan
yang diberikan kepada
pasien yang tidak mendapatkan
pelayanan rawat inap
difasilitas pelayanan kesehatan (Budi,
2011:36).
b. Sistem penerimaan pasien rawat darurat
Pelayanan
rawat darurat adalah pasien yang datang
ke tempat penerimaan pasien gawat darurat
yang buka selama
24 jam pelayanan,
disini pasien ditolong dahulu
setelah itu menyelesaikan
administrasinya (Budi,
2011:36-37).
c. Sistem penerimaan pasien rawat inap
Penerimaan
pasien rawat inap
adalah penerimaan pasien
untuk mendapatkan pelayanan lanjutan
setelah mendapat surat
pengantar dari pihak yang
berwenang. Dalam hal
ini pihak yang
memberi surat
Beberapa kegiatan
penerimaan pasien tersebut meliputi :
1) Subsistem Identifikasi
Identifikasi merupakan
proses pengumpulan data
pencatatan segala keterangan tentang
bukti -bukti dari seseorang
sehingga kita dapat menetapkan
dan mempersamakan keterangan
tersebut dengan individu seseorang,
dengan kata lain
bahwa dengan identifikasi
kita dapat mengetahui identitas seseorang dan dengan identifikasi
tersebut kita dapat mengenal
seseorang dengan membedakan
dari orang lain Identifikasi dilakukan untuk tujuan :
a) Mengenal secara fisik
b) Memperoleh keterangan pribadi
c) Mengadakan penggabungan antara pengenalan fisik dengan keterangan pribadi.
2) Subsistem Registrasi
Registrasi
merupakan kegiatan pendataan data seperti nama, alamat dan data
lainnya kedalam daftar
pada buku atau
sisteminformasi. Daftar tersebut dikenal
sebagai registrasi. Registrasi
digunakan untukpencatatan dan
pengumpulan panyakit. Registrasi
dapat dibuat dalam bentuk manual atau komputerisasi. Ketentuan
yang perlu diperhatikan
berkaitan dengan pembuatan
buku register adalah :
a) Diisi dalam jangka 1 tahun
b) Dibuat dalam bentuk tabel
c) Sebagai arsip rumah sakit
d) Disimpan selamanya
3) Subsistem Penamaan
Penamaan
dalam pelayanan medis yaitu tata cara penulisan nama pasien bertujuan untuk
membedakan satu pasien
dengan pasien yang lain dan untuk memudahkan dalam
pengindeksan Kartu Indeks Utama Pasien
(KIUP). Penulisan nama
dan nomor rekam
medis harus dilakukan pada setiap
lembar formulir rekam medis (Budi,
2011:56).Sistem pemberian nama
seseorang di suatu
bangsa atau marga mempunyai ciri
dan cara masing-masing, sehingga
dengan nama itu seseorang
dapat dipanggil dan
dapat membedakan satu
dengan yang lainnya. Oleh sebab
itu penulisan nama pa sien di setiap formulir rekam medis sangat
penting artinya agar
tidak terjadi kesalahan
dalam pelayanan. Nama orang dibedakan menjadi:
a) Nama orang Indonesia
b) Nama orang Cina, Korea, Vietnam dan
sejenisnya
c) Nama orang India, Jepang, Muangthai dan
sejenisnya
d) Nama orang Arab, Persia, Turki dan sejenisnya
e) Nama orang Eropa, Amerika dan sejenisnya
Berikut ini
cara menulis dan
mengindeks nama pada
formulir rekam
medis:
a) Penulisan nama pasien diikuti singkatan yang
menunjukkan status pasien. Singkatan ini bisa dituliskan didepan nama atau dibelakang nama pasien,
pada dasarnya di
fasilitas pelayanan kesehatan tersebut sebaiknya konsisten
penulisannya.
b) Penulisan
gelar atau pangkat
ditulis di belakang
nama pasien, untuk nama
pasien yang seharusnya
mempunyai gelar di
depan namanya maka gelar tetap dituliskan dibelakang nama pasiennya,
misal pada pasien
yang sudah menikah
dengan nama Prof. Febriant maka
penulisan nama pada
berkas rekam medisnya adalah Febriant, Prof, Bp.
c) Nama
pasien dituliskan lengkap
sesuai dengan Kartu
Tanda Penduduk (bukan nama panggilan)
d) Penulisan
nama menggunakan ejaan
yang disempurnkan di Indonesia (sesuai EYD)
e) Nama pada sampul berkas rekam medis ditulis menggunakan huruf capital, untuk mempermudah pembacaan nama pasien.
f) Pada lembar identitas pasien disertakan nama penanggung jawab yang sah.
4) Subsistem Penomoran
Menurut Budi
(2011:60-65), penomoran dalam pelayanan rekam medis
yaitu tata
cara penulisan nomor
yang diberikan kepada
pasien yang dating berobat
sebagai bagian dari
identitas pribadi pasien
yang bersangkutan.
Tujuannya:
a) Sebagai petunjuk pemilikan folder yang
bersangk utan.
b) Sebagai
pedoman dalam tata
cara penyimpanan dokumen
rekam medis.
c) Sebagai
petunjuk dalam pencarian
dokumen rekam medis
yang telah disimpan di filing.
Fasilitas pelayanan
kesehatan mempunyai beberapa
pertimbangan untuk memilih sistem
penomoran yang akan
digunakan dalam
penyelenggaraan rekam medis.
Dengan mempertimbangkan masingmasing
kelebihan serta kekurangannya. Ada
tiga sistem pemberian nomor pasien
(Administration Numbering System)
adalah sebagai berikut :
a) Pemberian nomor cara Serial Numbering
System (SNS)
Sistem
penomoran dimana setiap
pasien yang berkunjung
ke rumah sakit atau
puskesmas selalu mendapatkan
nomor baru. Keuntungan
menggunakan sistem ini
yaitu petugas lebih mudah
mengerjakan, namun kerugiannhya
yaitu membutuhkan waktu lama untuk mencari atau mendapatkan berkas rekam
medis pasien lama karena satu pasien mendapatkan lebih dari satu nomor
rekam medis, sehingga
informasi pelayanan klinisnya
menjadi tidak berkesinambungan dan dapat merugikan pasien.Keuntungan
menggunakan sistem ini adalah petugas pelayanan mudah mengerjakan
tugasnya dan pelayanan
pendaftaran cepat. Kerugiannya adalah
sulit dan membutuhkan
waktu lama dalam mencari
dokumen rekam medis,
serta informasi medis
menjadi tidak berkesinambungan.
b) Pemberian nomor cara Unit Numbering System
(UNS)
Sistem penomoran dimana sistem ini memberikan satu
nomor rekam medis pada pasien berobat jalan, pasien rawat inap, gawat
darurat. Kelebihan sistem
ini adalah informasi
klinis dapat
berkesinambungan, tetapi pengambilan
data pasien akan
lebih lama karena semua
data dan informasi
mengenai pasien dan pelayanan
pendaftaran pasien pernah
berkunjung (berobat) atau sebagai
pasien lama hanya
memiliki satu nomor.
Kekurangan ini dapat diatasi
dengan sistem pelayanan
yang terpisah antara pendaftaran pasien lama atau baru.
c) Pemberian nomor cara Serial Unit Numbering
System (SUNS)
Sistem penomoran pasien dengan menggabungkan sistem
seri dan sistem unit.
Setiap pasien baru yang
berkunjung pada sarana pelayanan kesehatan diberikan nomor
baru, dan untuk pasien lamajuga mendapatkan nomor rekam medis baru
tetapi dokumen rekam medis terdahulu
digabungkan dan disimpan
jadi satu dibawah nomor yang paling baru. Kelebihan dari sistem ini yaitu pelayanan
menjadi lebih cepat karena tidak memilah antara pasien baru atau lama semua
pasien yang datang
seolah -olah dianggap sebagai pasien baru
untuk dibuatkan berkas
baru. Kekurangannya yaitu petugas
akan mencari berkas
pasien lama dan
menggabungkan dengan berkas yang
baru, informasi klinis
pada saat pelayanan tidak disertakan,
sehingga petugas pelayanan
tidak dapat melihat pelayanan yang
telah diberikan kepada
pasien pada kunjungan sebelumnya.
2.2 ASSEMBLING
Assembling berarti
merakit dokumen rekam
medis atau mengurutkan satu
halaman ke halaman
yang lain sesuai
dengan aturan yang berlaku.
Kegiatan assembling termasuk
juga mengecek kelengkapan berkas rekam
medis dan formulir
yang harus ada
pada berkas rekam medis.
1) Identitas pasien pada lembar
rekam medis
2) Autentifikasi dokter pada
setiap tempat yang ditentukan
3) Pengisisan laporan yang penting pada berkas rekam medis
4) Pendokumentasian yang baik
2.3 CODING
Kegiatan pengkodean
adalah pemberian penetapan
kode dengan menggunakan
huruf dan angka
atau kombinasi huruf
dan angka yang mewakili
komponen data. Kegiatan
yang dilakukan dalam
koding meliputi kegiatan pengkodean
diagnose penyakit dan
pengkodean tindakan medis. Kecepatan
dan ketepatan kode dari
suatu diagnosis dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara
lain tulisan dokter
yang sulit dibaca, diagnosis
yang tidak spesifik dan
ketrampilan petugas koding dalam
pemilihan kode. Dalam proses koding mungkin terjadi beberapa kemungkinan
yaitu:
1) Penetapan diagnose yang salah sehingga
menyebabkan pengkodean salah.
2) Penetapan
diagnose yang benar,
tetapi petugas pengkodean
salah menentukan kode, sehingga hasil pengkodean salah.
3) Penetapan diagnose dokter kurang jelas,
kemudian dibaca salah oleh petugas pengkodean, sehingga hasil pengkodean salah.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.1.1 Sistem dan Subsistem Pengelolaan
Rekam Medis terdiri dari tiga pengertian yaitu: Sistem, Subsistem, Pengelolaan
Rekam Medis. dalah sebagai berikut : “Sekelompok dua
atau lebih komponen-komponen yang saling
berkaitan (subsistem
subsistem yang bersatu
untuk mencapai tujuan yang sama)”. Subsistem upaya kesehatan yang
terpadu, berkesimbungan, paripurna, dan berkualitas, meliputi upaya
peningkatan, pencegahan, pengobatan, pemulihan yang diselenggarakan guna
menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Pengelolaan Rekam Medis adalah untuk
menunjang tercapainya tertib
administrasi dalam rangka upaya mencapai tujuan rumah sakit, yaitu
peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah
sakit.
3.1.2 Assembling
berarti merakit dokumen
rekam medis atau mengurutkan satu
halaman ke halaman
yang lain sesuai
dengan aturan yang berlaku.
Kegiatan assembling termasuk
juga mengecek kelengkapan berkas rekam
medis dan formulir
yang harus ada
pada berkas rekam medis. Analisis untuk mengetahui kelengkapan pengisian
pada item-item berkas
rekam medis dilakukan
melalui analisis kuantitatif berkas
rekam medis.
3.1.3 Kegiatan pengkodean
adalah pemberian penetapan
kode dengan menggunakan
huruf dan angka
atau kombinasi huruf
dan angka yang mewakili
komponen data. Kegiatan
yang dilakukan dalam
koding meliputi kegiatan pengkodean diagnose
penyakit dan pengkodean tindakan medis.
3.2 SARAN
Dari
penjelasan makalah diatas pemakalah berharap agar pembaca bisa memahami dan mengetahui dengan betul tentang “Sistem Dan Subsistem
Pengelolaan Rekam Medis
(Asembling dan Coding)” yang
nantinya bisa dijadikan sebagai pedoman atau acuan dalam pembelajaran dan juga
bisa diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar serta
dalam kehidupan bermasyarakat. Dan semoga
para pembaca juga bisa menerima inovasi-inovasi baru dengan tangan terbuka.
DAFTAR PUSTAKA
Asmara, Rini. 2016. Sistem Informasi Pengolahan Data
Penanggulangan Bencana
Pada Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Padang
Pariaman. Jurnal J-Click, 03(02).
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Manajemen
Informasi
Kesehatan II: Sistem dan Subsistem Pelayanan RMIK. Jakarta:Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Melani, Amelia Dwi. 2018. Tinjauan Pelaksanaan
Sistem Dan Subsistem Rekam
Medis Di Klinik Pratama Hidayah Baki. Surakarta:Universitas
Duta Bangsa.
Sanggamele, Cinkwancu. Dkk. 2018. Analisis Pengelolaan
Rekam Medis Di
Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih Manado. Jurnal KESMAS,
07(04).
PERENCANAAN UNIT KERJA REKAM MEDIS (PENGAWASAN)
PPT Perencanaan Unit Kerja Rekam Medis - Pengawasan
-
SISTEM DAN SUB SISTEM PENGELOLAAN R EKAM MEDIS (ASEMBLING DAN CODING) MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Manajemen Re...
-
PERENCANAAN UNIT KERJA REKAM MEDIS (PENGAWASAN) MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Perencanaan Unit Kerja Rekam Medis Yang d...